INFO KOSIM

Minggu, 09 September 2012

Geliat Teater Karawang

Wujud Kembalinya Kreativitas Seniman Karawang
KARAWANG-Sesuatu pemandang yang tak selesai beberapa peralatan di sebuah pojok, beberapa patung jadi dan beberapa patung lainnya yang terbengkalai, tata warna kusam namun siap untuk mengalami perubahan setiap saat.
Menuju keremangannya, dari arah depan lurus panggung, muncul perlahan-lahan Wanita Pertiwi. Kostumnya, rambutnya yang panjang bergerai, matahari wajahnya dan ruh yang menjadi rahasia matanya, serta keseluruhannya memancarkan alam.
Pada sebuah kursi, di pusat panggung, ia berhenti dan duduk menghadap punggung panggung. Ia mematung, tetapi seseorang akan menjadi sangat dungu apabila berani menyangkanya sebagai benar-benar patung.
Tiba-tiba, muncul dari satu sudut panggung, Pematung Muda. Pematung Muda baru berani sedikit mencuri pandang ke Wanita Pertiwi tatkala sudah berada di tempat yang terbebas dari wajah Wanita Pertiwi.
“Pasti saudara-saudara menyesal kenapa ia tidak menghadapkan wajahnya ke arah saudara-saudara! Tapi justru bersyukurlah, karena apabila sempat saudara-saudara menatap matahari wajahnya serta roh yang menjadi rahasia matanya saudara-saudara akan tiba-tiba menjadi penyair!,” celetuk salah seorang yang berada di atas panggung.
“Lihatlah! Ia duduk mematung. Tetapi seseorang akan menjadi sangat dungu apabila berani menyangganya sebagai benar-benar patung. Ia, untuk waktu seperti yang tak terbatas, diam saja menatapi ruang hampa, dan sekadar seserpih senyumannya saja cukuplah untuk menyodorkan segala nomor musik, puisi, kembang, atau langit semesta, yang membuat kita tergagap karena merasa terkepung Hm. Edan! Saudara-saudara tahu sendiri: sayapun telah menjadi seorang penyair remaja!,” cetusnya lagi.
Itulah sepenggal cerita dari sebuah naskah yang diperankan para seniman dari Teater Kebelet Institut Seni Indonesia (ISI) Jogjakarta dalam pagelaran yang patung kekasih karya Simon Hate yang diperankan dengan apik oleh komunitas tersebut dalam pagelaran yang dilaksanakan di gedung pemuda dan kesenian Karawang.
Pagelaran yang dihadiri ratusan pelajar dan mahasiswa tersebut memberikan pesan yang sangat mendalam kepada para penonton khususnya para pelajar yang tergabung dalam komunitas teater sekolah di Karawang.
Pesan yang mendalam baik sebagai cara memerankan lakon, menyusun naskah dan melakonkan cerita menjadi sebuah tontonan menarik.
Tidak sedikit ketika penonton sedang serius menyaksikan tiba–tiba tertawa ketika muncul salah satu tokoh pematung tua. “Kami memang sengaja ingin memberi pesan kepada penonton untuk mau menggali teater lebih mendalam. Selain itu juga kami ingin menyampaikan pesat betapa semrawutnya kondisi bangsa kita saat ini,” ungkap Bengbeng pimpinan produksi Komunitas Kebelet, di sela–sela pementasan.
Selain ingin memberikan pesan moral kepada para penonton, komnitas ini juga ingin memberikan pesan terkait pentingnya mengembangkan teater. Karena saat ini banyak yang tidak paham dengan teater.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karawang Drs H Acep Jamhuri MM mengatakan, saat ini memang teater masih belum tergarap dengan baik oleh Disbudpar. Tetapi saat ini Disbudpar mulai konsentrasi untuk menggarap teater di Karawang.
“Memang saat ini kami belum maksimal dalam pengembangan seni teater di Karawang. Insya Allah ke depan kami akan terus dengan maksimal untuk mengembangkan teater di Karawang,” ungkapnya.
Selain itu juga, ke depannya akan dialokasikan anggaran untuk melaksanakan pagelaran teater se-Jawa Barat yang biasa digelar oleh teater gabung Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika). Dia juga akan mengalokasikan anggaran bagi komunitas teater yang sudah sering melakukan latihan tetapi belum mempunyai sanggar.



Hal yang sama juga diungkapkan Ketua Komunitas Seniman Muda Karawang (Kosim), Handi Jaya Permana. Handi mengungkapkan, saat ini yang paling penting adalah melakukan pengembangan terhadap komunitas teater dimulai dari tingkat sekolah. Karena dengan memperkenalkan teater dari semenjak dini akan lebih menjadikan teater mudah dikenal oleh kalangan pelajar.
“Saat ini yang harus menjadi tujuan utama kami adalah melakukan pembinaan terhadap anak sekolah sehingga teater lebih membumi lagi di Karawang,” ungkapnya.
Dengan semakin banyak pagelaran teater di Karawang, diharapkan akan mampu banyak menghasilkan seniman–seniman muda Karawang yang mampu mengharumkan daerah lumbung padi.

Posting Komentar