Salam Kalbu,
Kenal suka dan pelajari jadilah karya begitu
ungkapan Ucup Pupuhu Teater Pelangi Karawang, rupanya keinginan dan
keseriusannya dalam menggali budaya tradisi lokal Karawang tidak hanya
terbatas dalam menggarap naskah-naskah yang
sebelumnya aktif di dunia musik band yang kini aktif di dunia teater
adalah keturunan ketiga dari H. Suwanda yang berperan sebagai aktor
dalam naskah hak peto itu. Hal ini yang mendorong dan memotivasi Ucup
untuk mengunjungi sang maestro kendang H Suwanda. Dalam hatinya yakin
ketika dia mampu menguasai alat musik perkusi jimbe dari negeri samba, asa piraku
(masa sech) alat musik perkusi kendang yang maestronya ada di Karawang
tidak bisa dipelajarinya mungpung masih ada bisi pareumeun obor
(kehilangan jejak). Dalam pertemuan singkat dengan H. Suwanda ada
beberapa wejangan Bah Haji yaitu : " seni itu indah, jadi semua sah sah
saja dilakukan dalam seni, namun sikap keras seniman tradisi dalam pakem
sebagai bentuk kepedulian mereka terhadap seniman muda agar tidak
keluar/melenceng dari papagon (nilai-nilai luhur berkebudayaan) yang
sudah di buat seniman terdahulu, karena bukan hanya keterampilan dalam
bermain seni musik namun seniman tradisi juga mewariskan wejangannya
dalam bentuk filosofi bermain musik " jelas bah haji. Beliau sangat
mendukung terhadap kreatifitas generasi muda saat ini hanya saja esensi
dalam berkesenian juga harus seimbang dan terapkan dalam aktifitas
berkesenian dan kesehariannya. Bah haji juga menyayangkan peran
memerintah daerah yang sedikit kurang memperhatikan aset seni dan budaya
di Karawang yang mendunia ini. Bahkan peran pemerintah terhadap
generasi muda dalam memperkenalkan seni dan budaya Karawang sangat
minim. Sehingga putus generasi dan anak muda sekarang tidak tahu dengan
seni dan budayanya sendiri. Ketika dikunjungi anak muda seperti ini Bah
Haji merasa reueus bari ngalimba (bahagia dan sedih) karena anak
muda yang bau kencur ini punya kepedulian dengan segudang kreatifitasnya
untuk memperkenalkan dan mempelajari kesenian dan budaya tradisi yang
saat ini sudah ditinggalkan generasi muda yang di kemas dalam panggung
pertunjukan teaternya bersama Teater Pelangi Karawang.
drama sunda yang di adabtasi
dengan dialek Karawangan saja, melainkan terus mengasah kemampuannya
baik dalam filosofis sunda Karawangan dia juga giat mendalami alat musik
sunda yang di awali sejak mengenal alat musik karinding, lalu alat
musik melodis rebab pun dipelajarinya melalui pertemuannya dengan Elang
Kumara aktivis seni tradisi yang berjiwa modern, kepandaian Elang Kumara
meniup seruling dan memainkan kacapi, mampu mengajari Ucup dalam
memainkan rebab dan sekaligus melahirkan beberapa karya musik seperti
musikalisasi puisi sunda, musik kontemporer dan drama sunda Patung Jeung
Hayam bersama Teater Pelangi Karawang walaupun terkadang aktivitas seni
tradisi yang ditampilkan keluar dari pakem tradisi yang di pegang para
kokolot seniman tradisi di Karawang, namun demi memperkenalkan seni
tradisi di generasi saat ini khususnya para pelajar di Kabupaten
Karawang menjadi dasar gerak perjuangannya Ucup dan teaternya. Seiring
waktu bergulir terus berproses menggali seni tradisi sehingga pada
waktunya di pertemukan dengan Komunitas Bambu Indah dan mereka pun
berproses seni pertunjukan teater menggarap naskah drama sunda yang
dikolaborasikan dengan musik topeng dan menghantarkan Bambu Indah ke
panggung teater Sunda Kiwari di Rumentang Siang Bandung. Di Komunitas
Bambu Indah ini kemudian bertemu dengan Tarso alias Kevin
Salam.
Karawang 03 Mei 2014Komunitas Seniman Muda Karawang
penulis : Yadi Pitung
narasumber: Hasil diskusi Ucup (TPK), Kevin (Bambu Indah), Elang Kumara (Riung Sadulur) bersama H.Suwanda (maestro Kendang)
Senin, 05 Mei 2014
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Posting Komentar